Friday, October 20, 2006

Seni Membaca Kitab Suci

Ini saya mau sedikit share, bagaimana saya membaca kitab suci saya (bible).

Sebagai seorang kristen(katolik), saya melihat banyak problematika di
dalam bible. Benarkah Adam dan Hawa itu pernah ada? Benarkah Nuh pernah
membuat sebuah perahu raksasa, lalu terjadi banjir besar? Benarkah Musa
pernah membelah laut? Dan masih banyak lagi kisah-kisah yang nampak
seperti dongeng atau mitos. Belum termasuk kisah-kisah historis yang
nampak meragukan.

Apa yang mau saya cari ketika saya membuka sebuah kitab suci? Yang jelas
saya tidak berminat belajar sains atau sejarah. Untuk itu, saya akan
pergi ke library dan mencari textbook yang sesuai. Jika saya ingin
memahami tentang terciptanya alam semesta saya akan membaca buku Alan
Guth atau Hawking, dan bukannya membuka kitab suci. Jika saya ingin
belajar sejarah saya akan membaca buku Arnold Toynbee. dst. dst.

Yang saya cari adalah: pesan Tuhan kepada umat manusia. Kisah adam dan
hawa mungkin saja hanya dongeng, tetapi pesannya sangat jelas: Bahwa
manusia diciptakan oleh Tuhan. Tidak menjadi soal bagi saya apakah
manusia diciptakan secara mendadak, atau melalui proses gradual evolusi.
Yang penting Tuhan-lah yang menciptakan.

Pesan Tuhan kepada manusia, melalui alkitab, tidak sedikit jumlahnya.
Namun bila saya diminta meringkas pesan-pesan itu menjadi beberapa
kalimat, maka saya akan menulis sbb: "Tuhan mencintai manusia dengan
cinta yang sangat besar. Dan Ia menghendaki manusia untuk mencintai,
seperti Tuhan mencintai manusia."

Anda mungkin akan bertanya, bagaimana dengan kebiadaban, pembunuhan,
perang, perkosaan, dll yang juga ditulis di dalam alkitab? Bahkan anda
mungkin akan memperoleh kesan bahwa alkitab juga mengajarkan hal-hal
jahat, disamping hal-hal yang baik.

Sampai di sini, kita sampai pada seni mentafsirkan kitab suci. Langkah
terpenting dalam membaca alkitab adalah menangkap pesan utama yang mau
disampaikan oleh kitab suci. Dan saya sudah menuliskan di atas, apa
pesan utama alkitab (menurut pemahaman saya).

Kemudian saya membaca alkitab dengan teliti dan ternyata saya menemukan
banyak ayat yang nampak bertentangan dengan pesan utama itu. Saya lalu
bertanya: jika pesan utama adalah A, mengapa alkitab juga menulis
B,C,D,dst yang bertentangan dengan A?

Alkitab ternyata tidak hanya mencatat keterlibatan Tuhan di dalam
sejarah manusia, tetapi alkitab juga mencatat bagaimana tanggapan
manusia terhadap keterlibatan Tuhan itu. Dengan kata lain, alkitab
mencatat hubungan Tuhan-manusia sebagaimana adanya.

Tuhan memang maha suci dan maha sempurna, tetapi manusia tidak sempurna
dan penuh dengan dosa. Sangat mudah bagi manusia untuk membunuh,
memperkosa, berperang, dan melakukan tindakan biadab lainnya, dan
mengira bahwa perbuatan mereka itu diberkati Tuhan, bahkan merupakan
perintah langsung dari Tuhan (sampai sekarang pun sifat ini masih
berlangsung, bukan?). Dan itu dicatat di dalam alkitab sebagaimana adanya.

Yang luar biasa, sebenarnya, adalah kesabaran Tuhan dalam menghadapi
"kebandelan" manusia. Meskipun manusia terus menerus "berusaha" merusak
hubungan Tuhan-manusia, Tuhan tetap menawarkan diriNya. Bahkan semakin
bandel manusia, semakin besar pula usaha Tuhan untuk menyelamatkan manusia.