Friday, November 25, 2005

Anthony de Mello

Saya kebetulan sudah membaca hampir semua tulisan de Mello, bertahun-tahun lalu. Yang banyak dibaca orang adalah kumpulan-kumpulan cerita. Tetapi dia juga menulis berbagai tulisan tentang berdoa, meditasi, dan renungan.

Satu hal yang segera menarik perhatian saya, adalah suasana "kerendahan hati" dan "pencarian" yang tak kunjung selesai. Dalam salah satu tulisannya, ia berbicara tentang keresahan jiwanya yang terus mencari.

Saya bukan mau mengatakan bahwa rekan-rekan telah memahami tulisan-tulisan de Mello secara keliru, atau sebaliknya, secara tepat. Saya hanya mau mengatakan bahwa kalau tulisan-tulisan de Mello dibaca secara keseluruhan (baik yang berupa kumpulan cerita maupun yang bukan), maka saya melihat suatu keterbukaan terhadap perubahan, suatu pencarian tanpa akhir.

Kalau ada tulisannya yang menimbulkan kesan seolah-olah mengintroduksi suatu ajaran "baru" yang mungkin ndak sesuai dengan ajaran standard (katolik atau protestan), rasanya itu justru bertentangan dengan esensi sikap de Mello yang justru menolak penciptaan dogma-dogma. Perhatikan
bahwa banyak sekali cerita-cerita dalam bukunya yang justru mentertawakan bagaimana hal-hal yang sebenarnya tidak bernilai spiritual lantas dibuat menjadi dogma oleh manusia.

Saya lebih melihat pemikiran-pemikiran de Mello sebagai "temporary ideas" yang hanya merupakan bagian dari proses mencari. Karena itu, meskipun ada sebagian dari temporary ideas de Mello yang mungkin tidak saya setujui, saya toh tetap merasa comfortable dengan tulisan-tulisan de Mello.

Wednesday, November 23, 2005

Limitations of Logic

1. Logic cannot deduce the existence of elementary facts. Elementary facts are facts that can only be known through observation alone.

2. Valid logic does not always lead to correct conclusion. Logic can deduce the conclusion by finding the relations between elementary facts. But the elementary facts have to be available first (see no. 1 above). If you start with wrong elementary facts, you will get wrong conclusion, eventhough you have a valid reasoning.

3. The correct conclusion will still be limited by the elementary facts being given. If new elementary facts are given, the conclusion might change.

Tuesday, November 22, 2005

Yesus, Tuhan?

Pertanyaannya: Apakah Tuhan TIDAK MAMPU menjelma menjadi manusia biasa, ataukah Tuhan TIDAK MAU menjelma menjadi manusia biasa.

Segala argumentasi "akal sehat" atau "logika" menimbulkan kesan bahwa Tuhan TIDAK MAMPU menjelma menjadi manusia biasa.

Seperti pernah dikatakan berulang-ulang, Tuhan mestinya tidak dibatasi oleh apa yang masuk akal atau tidak masuk akal menurut logika manusia.

Saya lebih bisa memahami kritik terhadap kekristenan yang berdasarkan pertanyaan: Apakah Tuhan MAU (berkehendak) untuk menjelma menjadi manusia biasa atau tidak. Dengan kata lain, yang dipersoalkan bukannya mungkin atau tidak mungkin (sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil), melainkan apakah Tuhan berkehendak atau tidak, dan apakah memang terjadi demikian.

Saya menduga, orang yang menentang ketuhanan Yesus, belajar dari agamanya yang mengajarkan bahwa Tuhan tidak BERKEHENDAK untuk menjelma menjadi manusia Yesus, sehingga penjelmaan (inkarnasi) Tuhan sebagai manusia tidak pernah terjadi. Kalau demikian, itulah dasar kritikannya. Bukan mungkin atau tidak mungkin.

Nabi Terakhir

Nabi terakhir adalah nabi yang mengumumkan bahwa semua orang bisa menjadi nabi ....

Orang kristen percaya pada "Roh Kudus". Siapakah yang dimaksud dengan "Roh Kudus"? Menurut saya "Roh Kudus" adalah julukan yang diberikan pada Tuhan yang hadir di dalam kehidupan manusia. Bukankah kehadiran Tuhan itu jauh melebihi sekedar "firman" yang berwujud kata-kata belaka? Bukankah itu berarti bahwa Tuhan "berfirman" (hadir) kepada
semua orang? Apa definisi orang yang menerima firman Tuhan?

Monday, November 21, 2005

Membuktikan Kebenaran Agama

Apakah itu yang dimaksud dengan "membuktikan"?

Waktu kita masih sekolah smp, membuktikan hukum Pythagoras sudah termasuk sulit.

Membuktikan hukum pythagoras jelas jauh lebih mudah daripada membuktikan teori Einstein. Dulu, saya mengira bahwa pembuktian teori Einstein adalah bagian tersulit dari fisika. Ternyata dugaan saya meleset. Masih ada teori-teori lain yang pembuktiannya jauh lebih sulit daripada teori Einstein.

Sesulit-sulitnya teori-teori fisika, pembuktian kebenaran agama jauh lebih sulit lagi! Para filsuf dan teolog besar sepanjang jaman membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun hanya untuk membuktikan sebagian sangat kecil saja dari kebenaran agama. Itupun kemudian masih bisa diperdebatkan!

Pertama-tama, menurut saya, sulitnya pembuktian kebenaran agama malah membuat agama menjadi demokratis. Mengapa? Karena orang yang berpendidikan paling tinggi sekalipun tidak bisa mengklaim bahwa dia lebih memahami agama, hanya karena ia berpendidikan tinggi.

Kedua, sesuatu yang mudah dibuktikan, rasa-rasanya kok diragukan nilainya. Saya ndak mengatakan bahwa derajat kesulitan berbanding lurus dengan nilai. Tetapi sesuatu yang bernilai tinggi, mestinya juga ndak sedemikian mudah diperoleh.

Ketiga, sulitnya pembuktian menyadarkan orang bahwa penghayatan agama bukan bergantung pada pembuktian.

Kalau suatu agama X sedemikian mudah dibuktikan kebenarannya, dan kalau penghayatan orang bergantung pada pembuktian, mengapa bermilyar-milyar manusia tidak berduyun-duyun memeluk agama X? Kenyataannya, justru semakin banyak orang yang meninggalkan agama!

Mengapa menyembah Tuhan?

Mengapa Allah menyuruh manusia untuk menyembahNya?
Menurut saya: Allah mencintai manusia dengan cinta yang sedemikian besar. Manusia yang membuka diri dan menerima cinta Tuhan, menjadi begitu bersuka cita, sehingga bersujud menyembah dan memuliakan Tuhan.

Begitulah. Tuhan yang menyuruh-nyuruh manusia untuk menyembah Dia, kok rasa-rasanya Tuhan yang gimanaaa gitu .... he he he ....

Does Bible Talk about Science?

Eratosthenes of Cyrene (220 BC), is the first guy who actually measured the earth diameter. So he already knew that the earth is round. In fact, Pythagoras (around 523 BC) had proposed that the earth is round, although nobody knows how he got his ideas from.

It is save to say that at the time the bible was written, some people already knew that the earth is not flat. But, NOT everybody knew about that. So some part of the bible will tell you that the earth is round, and other part will tell you that it is not.

Personally, I don't believe that the scientific accuracy of the bible is important in understanding the true message of that particular book. Of course, GOD knows that the earth is not flat. But since His message is not about science, and it is delivered through divine inspirations (not words for words), it was up to the bible writer to put it in written form.

Sang Nabi

Saya mencoba mencari beberapa definisi "nabi" menurut kamus. Ternyata ada banyak definisi a.l. (belum semua!):

1. Seseorang yang berbicara dari inspirasi ilahi, atau seseorang yang menjadi "penyambung lidah Tuhan"
2. Seseorang yang dikaruniai pemahaman moral yang mendalam, dan mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam mengekspresikan pemahamannya itu.
3. Seseorang yang dikaruniai kemampuan untuk bernubuat.

(Saya tidak memasukkan definisi resmi yang digunakan dalam literatur kristen atau islam).

Di luar definisi yang umum digunakan, kata "nabi" sering juga berarti seseorang yang dikaruniai tugas "profetik", yaitu menyampaikan suatu pesan yang sangat penting bagi masa depan suatu umat.

Seorang teolog katolik, Avery Dulles SJ, malah mengatakan bahwa gereja mempunyai tugas "profetik" (kenabian) juga, yaitu menyampaikan pesan yang penting bagi masa depan umat kepada seluruh dunia. Dalam teologi katolik, yang disebut "gereja" tidak lain adalah seluruh umat beriman. Dengan kata lain semua orang mempunyai tugas kenabian!.

Dalam buku "Sang Nabi", Kahlil Gibran tidak berbicara mengenai nabi yang dikenal dalam tradisi kristen atau islam. "Sang Nabi", dalam buku itu hanyalah personifikasi dari nilai-nilai universal, yang sebetulnya sudah mengendap di hati nurani manusia.

"The human heart cries out for help; the human soul implores us for deliverance; but we do not heed their cries, for we neither hear nor understand. But the man who hears and understands we call mad, and flee from him."
--Kahlil Gibran--

We are seeing too many things

We couldn't see the truth because we are seeing too many things.

If you are watching television, how can you read a book?
If you are reading a newspaper, how can you drive a car?
If you are thinking violence, how can you understand a message of peace?
If your heart is filled with hatred, how can you understand love?

If you already have fixed concepts in your mind, how can you understand the true message of a book?

Sometimes we already decided the content of a book before we open and read the first page!

Pembuktian di Dalam Debat Agama

obong!


Pertanyaan pertama, yang sangat penting, adalah: "Apakah persoalannya BISA dibuktikan, atau tidak?" Jika jawabannya "tidak", lantas apa yang mau diperdebatkan?

Monday, November 7, 2005

Pokok-pokok ajaran kristen diciptakan paulus?

Perjanjian baru ditulis oleh banyak orang, termasuk paulus.

Untuk membuktikan bahwa pokok-pokok ajaran kristen diciptakan oleh paulus, maka kita harus membuktikan bahwa pokok-pokok pikiran di dalam kitab yang BUKAN ditulis oleh paulus, berasal dari kitab-kitab yang ditulis paulus.

Pokok-pokok ajaran kristen terutama ditulis di dalam keempat injil, yaitu markus, matius, lukas, dan yohanes. Di antara keempat injil ini, injil markus adalah injil yang tertua. Berdasarkan gaya bahasa dan ungkapan-ungkapan yang dipakai, para ahli berkesimpulan bahwa injil markus ini ditulis secara independen. Berbeda dengan lukas, misalnya, yang banyak menggunakan bahan-bahan dari penulis lain. Selain itu, Lukas memang mengenal paulus secara cukup dekat. Bagaimana dengan matius? Para ahli berkeyakinan, bahwa sebagian injil matius diinspirasikan oleh markus, dan sebagian lain berasal dari sumber lain yang sama dengan sumber markus. Para ahli menyebut sumber ini dengan istilah "Q" (quelle). Sumber ini jelas bukan paulus, sebab sudah ada sebelum paulus masuk kristen. Adapun tentang kitab yohanes, dibutuhkan pembahasan yang terpisah karena sifatnya yang spesial.

Secara historis, Paulus (waktu masih bernama saulus) adalah seorang anti pengikut kristus. (Pengikut kristus lantas disebut "kristen", kurang lebih analog dengan "nasrani" yang berasal dari kata "Nazareth"). Sebelum paulus menjadi kristen, ajaran kristen sudah ada, dan para pengikut kristus ketika itu SUDAH mempercayai ketuhanan yesus, kebangkitan yesus, dll. Kesimpulan ini diperoleh dengan membandingkan kitab para rasul (ditulis oleh lukas) yang mengisahkan pertobatan paulus, dengan kitab markus yang diyakini sebagai kitab yang ditulis secara independen.

Sunday, November 6, 2005

Setiap Manusia Unik

Kalau setiap manusia unik, maka keunikan itu tidak lagi menjadi sesuatu yang unik, alias tidak istimewa sama sekali.

Lain halnya jika seseorang mempunyai keunikan yang istimewa, dibanding dengan manusia lain yang biasa saja.

Yang menjadi pertanyaan: perlukah kita memiliki keunikan yang luar biasa, yang melebihi manusia lain pada umumnya? Ataukah kita dapat mencapai makna terdalam hidup ini, tanpa harus menjadi manusia unik luar biasa, atau malah dengan tetap menjadi manusia yang biasa saja.