Tuesday, October 17, 2006

Agama Tanpa Manusia?

Saya rasa kita tidak sedang bicara tentang "Agama Tanpa Manusia" atau
"Manusia Tanpa Agama". Realitanya adalah manusia yang menghayati
agamanya dengan caranya masing-masing (entah itu benar atau keliru).

Apapun agama-nya, ujian pertama adalah realita di mana agama itu
dihayati. Agama di dalam vakum (agama tanpa manusia) belum ada maknanya,
sebab agama ada untuk manusia!

Bagaimana kalau kita melihat sesama yang mempraktekkan agamanya dengan
cara yang mengusik hati nurani, rasa keadilan, dan nalar common sense
yang wajar manusiawi? Itulah problem konkret yang kita hadapi, dan perlu
kita selesaikan secara konkret pula. Kata-kata "yang penting ajarannya,
bukan orangnya" dalam hal ini hampa dan kosong belaka, sebab tidak akan
memberi jalan keluar apapun.