Dosen saya yang lain pernah mengatakan:"Di dunia ini tidak ada orang yang tidak blegug. Semua orang blegug. Hanya Tuhan yang tidak blegug..."
Saya kira, kedua dosen saya itu sama benarnya. Blegug atau tidak blegug itu pan relatif diukur terhadap siapa ... Dibanding kedua dosen saya, jelas saya ini blegug. Dibanding "paman" saya di ragunan, mungkin saya ini tergolong jenius.
Namun, yang jauh lebih penting lagi adalah: Bagaimana kita mencapai pemahaman yang lebih baik? Menyebut orang lain "blegug" tidak akan meningkatkan kualitas argumen saya, dan jelas tidak akan meningkatkanpemahaman siapapun.
Dengan kata lain, pencanangan istilah "blegug" ini sak-jane tidak bermanfaat bagi siapapun. Orang ndak akan menjadi lebih pandai hanya karena menyebut orang lain "blegug". Dan orang yang disebut "blegug" pun tidak akan menjadi lebih pandai juga. Lebih repot lagi, kalok
ternyata yang disebut "blegug" ujung-ujungnya lebih pandai daripada yang menyebut "blegug" itu!