Saya lebih suka menghindari kata "agama". Lebih baik: "Becoming more human ... " Lha, kalok becoming more human itu juga mencakup spiritualitas (bukan agama, lho), ya itu pan bagian dari paket menjadi manusia.
Beberapa pengamat berbicara tentang agama yang justru menjadi sumber dehumanisasi. Secara ekstrim, beberapa orang mengusulkan untuk meninggalkan agama sama sekali. Saya kok kurang setuju. Agama kan mengandung kekayaan pengalaman spiritualitas manusia selama ribuan tahun. Mengapa harus dibuang? Lebih baik ditafsirkan kembali, dikaji ulang,dst. Kalau sekarang agama menjadi sumber dehumanisasi apakah itu inheren kesalahan agama, atau manusia yang membuatnya demikian?
Sekali lagi, saya sih lebih suka menggunakan istilah spiritualitas (atau istilah lain yang sesuai) daripada "agama", sebab istilah "agama" di abad 21 ini sudah menjadi korup, dan melenceng terlalu jauh dari semangat pendirinya. Saya setuju untuk meninggalkan istilah "agama", tapi tidak setuju untuk meninggalkan kekayaan spiritual yang terkandung di dalamnya.