Monday, October 10, 2005

Bencana dan Karunia

Kelihatannya Tuhan bisa saja - dan jelas mampu - menciptakan dunia di mana orang jahat pasti dihukum, orang baik pasti diberi hadiah. Dunia dimana bencana hanya akan menimpa orang jahat saja. Dunia di mana orang baik dan orang-orang yang tidak bersalah (termasuk anak-anak) selalu terhindar dari bencana.

Nampaknya Tuhan memilih untuk tidak menciptakan dunia seperti itu. Kita hidup di dunia dimana bencana bisa menimpa siapa saja, orang jahat maupun orang baik. Yang berdosa, maupun yang tidak berdosa.

Tetapi Tuhan juga menciptakan dunia di mana karuniaNYa diberikan kepada siapa saja, orang jahat maupun orang baik.

Kalau kita bertanya: "Karunia terbesar apakah yang bisa diberikan Tuhan kepada manusia?". Apakah dunia yang bebas bencana bagi orang baik dan tidak berdosa, tetapi penuh bencana bagi orang jahat dan berdosa?

Di dunia seperti itu, dunia yang bebas bencana bagi orang baik dan tidak berdosa, tetapi penuh bencana bagi orang jahat dan berdosa, orang akhirnya tidak lagi punya pilihan. Mau tidak mau, orang terpaksa harus menjadi baik. Jika karuniaNya hanya diberikan pada orang baik saja, maka orang tidak punya pilihan untuk menjadi jahat.

Kebaikan sejati hanya mungkin jika orang bebas untuk memilih menjadi baik atau menjadi jahat. Maka inilah karunia KETIGA terbesar bagi manusia: yaitu kehendak bebas.

Karunia KEDUA terbesar bagi umat manusia, tidak lain adalah .... sesama manusia itu sendiri yang mencintai sesamanya. Anda boleh memiliki semua kekayaan di dunia ini, tetapi itu masih belum apa-apa dibanding hadirnya seseorang yang mencintai anda.

Beberapa orang yang melihat bencana sebagai ungkapan "kemarahan, tegoran, atau hukuman" dari Tuhan. Saya sama sekali tidak setuju! Bencana ya bencana. Itu bisa terjadi pada siapa saja, baik atau jahat, berdosa atau tidak berdosa, di mana saja, kapan saja. Tuhan tidak dengan sengaja menciptakan bencana dengan tujuan "menegor atau menghukum". Yang benar adalah: Tuhan menciptakan dunia yang tunduk pada hukum-hukum alam. Dari sudut pandang hukum alam, bencana bukan bencana melainkan hanya salah satu peristiwa alam saja. Tetapi peristiwa alam itu menjadi bencana dari sudut pandang manusia yang tertimpa oleh peristiwa alam itu.

Lalu di manakah peran Tuhan (selain sebagai pencipta dunia yang taat pada hukum alam?).

Ketika bencana itu terjadi, Tuhan mengetuk hati manusia, dan mengingatkan manusia kembali pada satu tugas terpenting di muka bumi ini, yaitu: mencintai sesama manusia. Tuhan tidak dengan sengaja menciptakan penderitaan di sekitar kita (Setidaknya demikianlah keyakinan saya). Tetapi, bukankah penderitaan sesama itu merupakan panggilan di hati saya untuk mencintai mereka?

Bencana yang menimpa di berbagai belahan dunia pastilah menimbulkan kesedihan, kemarahan, bahkan protes keras kepada Sang Pencipta. Itu semua wajar, dan bisa dimengerti. Tuhan pun bisa mengerti protes dan kemarahan anda. Tetapi bencana itu pun merupakan ketukan di hati umat manusia untuk kembali kepada "fitrah"-nya yaitu sebagai makhluk yang pengasih dan penyayang.

Sekali lagi, inilah karunia KEDUA terbesar dari Tuhan, yaitu manusia yang mencintai sesamanya.

Apakah karunia PERTAMA terbesar dari Tuhan?

Silahkan anda menjawabnya sendiri!