Friday, July 21, 2006

Menjadi Bodoh



Banyak tokoh-tokoh besar dunia (Yesus, Ibu Teresa, Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, dll) yang mengabdikan hidupnya demi orang-orang bodoh, miskin, tertindas, tak berdaya, terpinggirkan.

Orang-orang pandai seperti para ulama atau ahli taurat sulit memahami apalagi mempercayai pesan yang disampaikan oleh Yesus, misalnya. Tetapi rakyat jelata yang bodoh ternyata bisa memahaminya dengan lebih baik.

Apa yang terjadi ketika Yesus berkhotbah di bukit? Apapun yang terjadi, khotbah itu meninggalkan kesan yang mendalam di hati pada hadirin (yang mungkin sebagian besar adalah rakyat jelata yang bodoh). Saya kira inilah ciri-ciri orang besar: mereka diterima dan dicintai oleh rakyat jelata, bodoh, miskin, tertindas. terpinggirkan. Bukan hanya diterima, tetapi juga dipahami (jika tidak, bagaimana mungkin orang banyak akan tergerak?).

Saya tidak pernah mendengar atau membaca pidato Gandhi atau Martin Luther King di hadapan orang banyak. Tetapi saya yakin bahwa mereka tidak akan mengucapkan kata-kata yang membuat orang merasa dirinya rendah atau kurang berharga. Sebaliknya, mereka justru menunjukkan betapa berharganya semua manusia.

Mereka diterima dan dicintai karena membuat orang lain merasa diterima dan dicintai, dan bukannya merasa direndahkan. Demikianlah, seseorang menjadi besar dengan mengangkat orang lain, bukan dengan membesarkan diri dengan merendahkan orang lain.