Kesimpulan yang lebih tepat tentang spiritualitas
di banyak negara di eropa atau amerika, adalah:
"tidak diketahui". Maksud saya, spiritualitas
sudah menjadi hal yang sangat personal dan
tersembunyi dari mata publik. Ini nampak jelas
bukan hanya dari hilangnya data-data agama dari
dokumen resmi, tetapi juga nampak dari semakin
kosongnya gereja-gereja. Sebab, penuhnya
gereja-gereja kan semacam "pengumuman publik"
tentang religiositas dari suatu komunitas. Jika
religiositas seseorang menjadi sangat personal,
maka bisa jadi ia tidak lagi ber-agama secara
berjamaah /tradisional.
Apakah semakin kosongnya gereja sama dengan
meningkatnya jumlah
atheist? Belum tentu. Sama halnya dengan
data-data agama, data-data tentang atheist pun
sulit dikira-kira. Kecuali, tentu saja, para
atheist yang mengumumkan ke- atheist-annya kepada
publik. Tetapi ini jarang terjadi, saya kira.
Saya masih percaya bahwa manusia di jaman modern
ini membutuhkan
spiritualitas. Hanya saja, agama-agama
tradisional tidak lagi cocok dengan perkembangan
intelektual-emosional-spiritual manusia modern
Itulah sebabnya semakin banyak orang meninggalkan
ibadah agama tradisional.
Meninggalkan agama tradisional tentu tidak
berarti bahwa serta merta akan menemukan
penggantinya yang lebih sesuai. Namun tidak
berarti juga bisa disimpulkan bahwa orang
tersebut akan beralih ke atheism.