"Agama Inklusif" mengatakan bahwa:
1. Si penganut percaya bahwa agama yang dia anut adalah yang paling benar. Ini sangat wajar. Jika dia tidak percaya agamanya sendiri paling benar, berarti dia beriman secara tanggung, bukan?
2. Pada saat yang sama, si penganut juga yakin bahwa agama lain juga mengandung kebenaran, dan bahwa penganut agama lain BISA mencapai keselamatan.
3. Si penganut yakin bahwa kemungkinan penganut agama lain mencapai keselamatan, dan kebenaran agama lain, mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kebenaran yang ada di dalam agama si penganut itu sendiri. Inilah yang dimaksud dengan istilah "inklusif".
Sebaliknya, "agama eksklusif" menyatakan bahwa hanya ada SATU jalan keselamatan, yaitu melalui satu agama yang paling benar. Jadi penganut agama eksklusif yakin bahwa:
1. Agama lain sama sekali tidak mengandung kebenaran.
2. Semua penganut agama lain tidak mungkin mencapai keselamatan.