Sebagai seorang katolik ngawur, maka pemahaman saya juga sangat ngawur. Akibatnya toleransi saya terhadap agama lain juga menjadi sangat ngawur! Saya menjadi katolik ngawur sudah cukup lama, yaitu sejak saya menyadari bahwa saya ternyata termasuk golongan kafir.
Sebagai seorang katolik ngawur, yang adalah juga seorang kafir, saya sangat menghormati dan menjunjung tinggi hari-hari raya dari saudara-saudara saya yang beragama lain (yang mungkin tidak ngawur dan tidak kafir). Jika tiba hari raya keagamaan, bukan saja saya memberi salam, tetapi saya juga ikut terlibat merayakan, bergembira, dan ikut makan-makan bersama.
Sungguh saya merasa sangat berbahagia menjadi katolik kafir yang ngawur. Saya bisa ikut masuk ke rumah ibadah mana pun, berdoa dengan cara apapun, dan merayakan hari besar keagamaan apapun.
Saya curiga, jangan-jangan Tuhan yang saya sembah adalah juga Tuhan yang ngawur, bahkan kafir. Buktinya? Tuhan hadir di semua rumah ibadah. Tuhan bergembira setiap kali hari besar agama mana pun. Tuhan mau mendengar doa yang diucapkan oleh orang dari agama mana pun. Ini adalah bukti yang sangat kuat bahwa Tuhan yang saya sembah adalah Tuhan yang ngawur dan kafir!