Monday, January 17, 2005

APAKAH TUHAN BISA KAFIR?

Apakah Tuhan bisa kafir?

Tergantung Tuhan mana yang anda maksud. Tuhan sejati, atau Tuhan yang diciptakan di dalam pikiran manusia.

Jika anda bertanya tentang Tuhan sejati, maka saya tidak bisa bicara banyak, bahkan mungkin akan diam saja.

Jika anda bertanya tentang Tuhan yang diciptakan di dalam pikiran manusia, maka saya bisa berbicara sangat banyak, hingga berjam-jam.

Apakah Tuhan bisa kafir?

Tuhan yang diciptakan di dalam pikiran manusia - termasuk di dalam pikiran saya - tentu bisa melakukan apa saja yang dikehendaki oleh si manusia penciptaNYA. Dia bisa memberi kekuatan telepati yang dahsyat, memberi perintah untuk menyerang dan membenci agama lain. Dia bisa memberi perintah kepada umatNYA untuk menegakkan agama melalui kekerasan. Dia memberi kebebasan kepada manusia penciptaNYA untuk mengutip ayat kitab suci yang mana saja dan memberi makna apa saja kepada ayat tersebut, sesuai dengan kemauan dan ambisi manusia tadi.

Apkah Tuhan Sejati bisa kafir?

Menurut manusia yang menciptakan Tuhan di dalam pikirannya: "Semua yang tidak menyembah, mengakui, taat, dan beriman kepada Tuhan ciptaannya itu, adalah kafir"

Apabila Tuhan Sejati tidak menyembah, mengakui, taat, dan beriman kepada Tuhan ciptaan si manusia tadi, maka menurut definisi di atas, Tuhan Sejati adalah kafir!

Bagaimana saya bisa tahu bahwa Tuhan yang sedang dibicarakan seseorang adalah ciptaannya sendiri?

Jawabannya tidak terlalu sulit.

Tuhan Sejati bukan Tuhan murahan yang dengan mudahnya bisa dijelaskan panjang-lebar. Misalkan anda duduk di depan komputer, membuka internet, dan dalam tempo kurang dari satu jam memposting banyak sekali tulisan tentang Tuhan: "Tuhan itu begini, atau begitu. Kita harus begini, atau begitu, sesuai dengan ayat ini, atau itu", maka anda menulis tentang Tuhan yang sangat mudah dijelaskan. Tuhan yang dapat dikhotbahkan berjam-jam tanpa berpikir. Tuhan yang adalah ciptaan anda sendiri!

Demikianlah.
Saya harap anda tidak mempercayai apa yang saya tulis di atas sedikitpun.

Mungkin saja saya keliru. Jika saya keliru, maka kekeliruan ini adalah milik saya sendiri. Anda memiliki kekeliruan anda sendiri, yang seharusnya akan sangat menyita waktu, tenaga, dan pikiran anda!