Orang beriman tentu berkeyakinan penuh bahwa yang diimani itu adalah
KEBENARAN.
Tetapi keragu-raguan dan pertanyaan juga adalah bagian dari kehidupan beriman.
Ini adalah paradox iman, keyakinan dan keragu-raguan muncul pada saat yang bersamaan.
Bila seseorang berusaha memadamkan keragu-raguannya dengan teriakan dan kekerasan, dan dengan menyerang agama lain, maka ia akan menjadi fanatik yang berbahaya.
Bila seseorang menerima keragu-raguannya dengan lapang dada dan bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul, maka ia akan menjadi pencari kebenaran yang bersahabat dan bahu membahu dengan para pencari kebenaran yang lain.
Inti batin atau roh spiritual - nya barangkali sudah beriman dengan penuh keyakinan. Tetapi intelek, emosi, seluruh eksistensinya sebagai kesatuan masih diselimuti dengan keragu-raguan dan pertanyaan.
Ini adalah sebuah perjalanan menuju kebenaran.
Sebelum perjalanan dimulai, kita mesti mempunyai motivasi untuk menempuh perjalanan itu, bukan? Dan jika kita menolak dan berusaha menutupi semua keragu-raguan dan pertanyaan, maka perjalanan tidak akan pernah dimulai.