Tuesday, November 2, 2004

Titik Temu Agama-agama

Salah seorang tokoh penting yang sepanjang hidupnya mencari titik temu
antar agama-agama adalah Frithjof Schuon (1907-1998). Sepanjang
hidupnya, beliau telah menulis lebih dari 20 buku tentang agama dan
spiritualitas.

Di dalam suatu wawancara beliau mengatakan sebagai berikut:
"Saat ini nampaknya ada begitu banyak agama, yang kelihatannya ekslusif
satu sama lain. Artinya, kalau satu benar, maka lainnya pasti keliru.
Atau kemungkinan lain: semuanya keliru. Namun ini tidak benar. Yang
benar adalah, semuanya benar".

http://www.frithjof-schuon.com

Bagaimana bisa demikian?

Menurut Beliau ada dua level penghayatan terhadap agama, yaitu
"eksoterik" dan "esoterik".

1. Pada level Eksoterik, orang memfokuskan diri pada kelembagaan agama,
pada ritual, ajaran resmi, pembacaan kitab suci secara literal, pada
aturan-aturan, larangan dan perintah, dogma-dogma, dst. Pada level ini
agama-agama nampak begitu berbeda satu sama lain, bahkan seringkali
nampak bertentangan. Pertentangan, saling menghujat, bahkan perang agama
terjadi karenan orang berhenti pada level ini saja.

2. Level Esoterik, adalah penghayatan spiritual yang paling dalam. Pada
level inilah terjadi titik temu antar agama.

Tentu saja penjelasan beliau nggak sesederhana ini. Kalau ada yang
tertarik ingin membaca salah salah satu bukunya telah diterjemahkan ke
bahasa indonesia oleh yayasan obor.

Salah satu catatan beliau, adalah bahwa level eksoterik itu sangat
penting, sebab orang nggak bisa mencapai level esoterik tanpa melalui
eksoterik. Repotnya, agama sering menjadi masalah justru karena orang
hanya berhenti pada level eksoterik belaka.

Jadi rupa-rupanya problem antar-agama justru teratasi manakala orang
menghayati agamanya sendiri hingga level yang terdalam.

=========================================
Sumber:
1. Frithjof Schuon, "The Transcendent Unity of Religions"
2. http://www.frithjof-schuon.com