Friday, June 23, 2006

Ada Berapa Planet di Tata Surya Kita?




Menurut buku IPA SD ada 9 planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
===================
Tapi ternyata sesudah Pluto masih ada banyak benda angkasa yang besar
yang bisa dianggap sebagai "planet", meskipun ini masih bisa
diperdebatkan. Menurut beberapa orang, kalau mau disebut planet, maka
diameternya harus besar. Pluto sendiri hanya berdiameter 2320 km.
(Bandingkan dengan bumi yang berdiameter sekitar 6000 km). Jadi
barangkali Pluto sebenarnya bukan planet.

Sesudah Pluto ada benda angkasa lain yang lebih besar, yaitu Xena
(diameter l.k. 2400 km) inilah yang dicalonkan sebagai planet ke 10.
Sedangkan Charon (diameter 1270 km) dianggap sebagai satelit pluto.

Daftar benda angkasa sesudah Neptunus:

1. Xena (2003-UB313) diameter = 2400 km
2. Pluto diameter = 2320 km
3. Charon diameter = 1270 km
4. Sedna diameter = <1500 diameter =" 1200" diameter =" 1200" diameter =" 1065">

===================
Di salah satu milis saya pernah membaca seseorang yang sangat bangga
karena menurut dia kitab suci agamanya telah meramalkan bahwa ada 10
planet di tata surya kita. Ini untuk menunjukkan bahwa kitab sucinya
adalah sumber segala sains.

Benarkah hanya ada 10 planet? Ya, tergantung. Apa itu yang dimaksud
planet. Jadi tergantung definisi! Kalau 8 benda angkasa (selain pluto)
di atas dianggap sebagai planet, berarti ada 17 planet di tata surya
kita. Kalau diambil 2 terbesar, berarti betul ada 10 planet.

Para ahli berteori bahwa ada benda angkasa besar misterius sesudah
neptunus (tetapi bukan pluto) yang eksistensinya diketahui karena
mengganggu orbit neptunus. Benda angkasa ini pantas disebut planet,
tetapi Pluto sebenarnya bukan planet (karena terlalu kecil). Jadi jika
teori ini benar, jumlah planet di tata surya kita ya tetap 9!

====================
Kesimpulan apapun yang dikatakan kitab suci tentang sains akan selalu
benar, sebab:
1. Kitab suci selalu bisa ditafsirkan sehingga cocok dengan hasil
sains, atau
2. Hasil sains selalu bisa ditafsirkan sehingga cocok dengan kitab
suci, atau:
3. Kalau belum cocok juga, maka katakan saja bahwa sains-nya yang
keliru. Sebab sains kan relatif, sedangkan agama katanya absolut!
(he he he ...)
======================