Sunday, August 7, 2005

mencari kebenaran

Manusia tidak dapat menjadi penegak kebenaran, melainkan hanyalah sekedar pencari
kebenaran.

Kebenaran itu (kalau sudah "ditemukan"), mestinya sedemikian
besarnya sehingga bukannya manusia yang menegakkan kebenaran, melainkan
justru kebenaran itu yang akan menegakkan manusia!

Saya setuju dengan perkataan Gus Dur, bahwa Tuhan tidak perlu dibela.

Mosok manusia yang begitu lemah mau membela Tuhan yang begitu besar dan
kuat? Seharusnya justru Tuhan yang membela manusia.

Agama diciptakan untuk menegakkan dan membela manusia yang begitu lemah
dan bodoh. Sungguh lucu kalau lantas manusia berjuang membela agama.

Barangkali suatu saat nanti saya akan menyadari bahwa sebenarnya bukan
saya yang mencari kebenaran, melainkan kebenaran-lah yang mencari saya!

Manusia yang bodoh, buta, dan tuli barangkali nggak akan pernah
mempunyai kemampuan untuk menemukan kebenaran. Tetapi kebenaran jelas
mempunyai kemampuan untuk menemukan manusia yang mencarinya.

Barangkali. Siapa Tahu?

Kalau ndak maha hadir malah lebih gampang dicari, .....
Misalnya kelereng kecil-kecil, gampang kelihatan, mudah dicari.
Kalau alam semesta yang sedemikian besar, sulit membayangkannya.

"Mencari" itu bukan berarti yang dicari tidak ada. Tapi tidak
"dirasakan". Seperti seorang anak yang diabaikan oleh ayahnya yang sibuk
berbisnis. Tiap hari sang ayah bisa dijumpai, tapi sang anak tidak
merasakan kehadirannya. Si anak "mencari" kasih sayang sang Ayah.

Makanya, jangan baca henbuk. Ditutup saja, diam dalam keheningan.

Barangkali, "mencari" itu artinya menjinakkan jiwa yang hiruk pikuk
supaya menjadi hening .....