Saturday, June 18, 2005

Sekolah

Orang kadang-kadang lupa bahwa siswa S3 (SD,SMP,SMU) itu bukan tempat untuk dijejali informasi yang seabrek-abrek. Apakah sekolah itu artinya tempat untuk mengisi otak dengan informasi SEBANYAK-BANYAKNYA? Saya ingat waktu masih ngajar fisika SMU dulu. Kalau saya mengikuti kurikulum yang sudah digariskan, maka para siswa memang bisa menyelesaikannya (dan lulus EBTANAS/UMPTN). Tetapi sebenarnya pemahaman terhadap materinya sangat dangkal. Dan saya bisa menjamin bahwa beberapa minggu setelah lulus SMU sebagian besar akan dilupakan! Namun kalau saya berusaha menekankan pada pemahaman yang baik, maka kurikulum tidak akan terselesaikan. Akibatnya, para siswa nggak akan mampu mengerjakan soal-soal EBTANAS atau UMPTN.

Hampir sebagian besar rekan-rekan guru setuju bahwa kurikulum di indonesia harus disederhanakan.

1. Jumlah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah harus dikurangi.
2. Begitu pula jumlah materi untuk setiap mata pelajaran harus dikurangi.

Contoh daftar pelajaran SMU (usulan saya)

1. Matematika
2. Memilih salah satu pelajaran IPA (Fisika, atau Kimia, atau Biologi)
3. Memilih salah satu pelajaran IPS (Ekonomi, atau Ilmu Sosial, atau Antropologi/Geografi)
4. Sejarah Indonesia
5. Bahasa Indonesia
6. Bahasa Inggris
7. Olah Raga
8. Agama/ Budi Pekerti
9. Memilih salah satu pilihan: Kesenian, Bahasa Asing, Komputer.

Hanya dengan demikianlah kita bisa meningkatkan KUALITAS, yaitu dengan mengurangi KUANTITAS.

Ini adalah langkah praktis pertama yang bisa kita lakukan. Mengenai kualitas pengajaran, mutu guru (dan yang tidak kalah pentingnya: gaji guru), metode belajar-mengajar, dan sebagainya, itu adalah target jangka menengah dan panjang yang memang harus kita kejar. Namun, semua itu tidak akan ada gunanya jika materi yang diajarkan TERLALU banyak!