Tuesday, April 12, 2005

Iman

Kata "iman" itu sendiri di dalam bahasa indonesia bagi saya tidak terlalu jelas pendefinisiannya. Saya sependapat bahwa "iman" berkaitan erat dengan "percaya". Tetapi kelihatannya "iman" mempunyai makna yang lebih luas daripada sekedar "percaya".

Pertama-tama perkataan ini mengandung makna yang khusus. Kata kuncinya adalah "relasi". Jadi, iman terjadi dalam relasi yang sangat khusus antara manusia dengan Tuhan. Sebenarnya perkataan "percaya" bisa juga mengandung konotasi "relasi", tetapi "percaya" dapat terjadi pada relasi secara umum. Contoh: istri bisa percaya pada suami, atau sebaliknya. Tetapi saya nggak bisa bilang istri "beriman" pada suami.

Kedua, iman mengandaikan adanya keterlibatan spiritual dari kedua pihak, baik dari pihak Tuhan, maupun dari pihak manusia. Di dalam agama yang saya anut, inisiatif pertama dari relasi khusus ini datangnya dari Tuhan. Karena itu di beberapa textbook teologi (katolik) kadang-kadang perkataan "iman" didefinisikan sebagai "tanggapan manusia terhadap tawaran keselamatan dari Tuhan".

Ketiga, "inisiatif tawaran keselamatan" Tuhan kepada manusia itu datang secara spiritual. Artinya, Tuhan menghadirkan diriNya di dalam hidup manusia tidak secara kognitif (melalui rasio atau penalaran), atau secara fisik, atau secara psikologis, melainkan secara spiritual. Tentu saja percikan-percikan pertanda kehadiran Ilahi bisa dialami secara nalar, atau pengalaman sejarah, atau pengalaman hidup sehari-hari. Tetapi kita baru bisa mengatakan bahwa "Ya, Tuhan hadir" setelah menafsirkan semuanya itu dari kacamata spiritual.

Keempat, tanggapan manusia terhadap kehadiran Ilahi itu diwujudkan bukan saja oleh keyakinan atau kepercayaan, tetapi yang lebih penting lagi: melalui tindakan, komitmen, ibadah, moral, etika, keterbukaan hati nurani, dan seterusnya. Pendeknya, Tuhan menuntut tidak kurang dari seluruh totalitas manusia.