Saturday, August 27, 2005

Indonesia dan Problemnya

Indonesia menghadapi banyak problem, semua orang sudah tahu. Dan
(sebagian besar) orang mengharapkan adanya solusi.

Nyang namanya problem itu selalu ada dua kemungkinan: bisa dipecahkan,
atau tidak bisa dipecahkan. (He he he, anak kecil juga tahu ...). Kata
orang sih, orang bijak bisa mencari solusi problem yang bisa
dipecahkan, bisa menerima dengan lapang dada problem nyang tidak bisa
dipecahkan, dan bisa membedakan antara keduanya. Tapi problem-problem
nyang bisa dipecahkan itu ada macem-macem juga. Ada nyang bisa
dipecahkan segera, ada nyang butuh bertahun-tahun, bahkan berabad-abad.

Nah, saya kadang-kadang kok curiga, nih. Rasa-rasanya orang ngurusin
problem-problem jangka panjang (atau problem-problem jangka
paaanjaaaaang) dengan solusi untuk jangka pendek. Dan ngurusin problem
jangka pendek dengan solusi untuk jangka panjang.

Nyang lebih repot lagi, ada juga orang-orang nyang ribut ngurusin
problem nyang sak-betulnya ndak bisa dipecahkan!

Catatan: di mana-mana selalu ada orang nyang diuntungkan kalo
problem-problem nyang ada ini tidak terpecahkan. Kalok perlu, mereka
akan menciptakan problem-problem baru!

Fungsi Agama

Mana yang lebih tinggi nilainya: (a) berbuat baik karena perintah agama, atau (b) berbuat baik karena kehendak sendiri? Jika orang taat beragama, maka perbuatan baiknya kemungkinan besar adalah atas perintah agama. Jika orang tidak beragama (atau tidak taat beragama), maka bisa
jadi perbuatan baiknya adalah atas kehendak sendiri.

Lalu apa seharusnya fungsi agama?

Seharusnya fungsi agama bukanlah menyuruh orang untuk secara spesifik melakukan perbuatan baik ini, atau perbuatan baik itu (dengan iming-iming hadiah, atau ancaman hukuman). Fungsi agama adalah menginspirasi manusia supaya:
1. melakukan perbuatan baik atas kehendak sendiri,
2. melakukan perbuatan baik demi kebaikan itu sendiri (unconditional
good).

Bagaimana dengan Tuhan?

Melakukan perbuatan baik atas perintah agama mungkin akan disukai ("diridhoi") Tuhan. Tetapi melakukan perbuatan baik demi perbuatan baik itu sendiri, sebenarnya jauh lebih memuliakan Tuhan. Setidaknya,demikianlah keyakinan saya.

Friday, August 19, 2005

Agama dan Orang Baik

Orang baik dapat membuat agama menjadi baik. Tetapi apakah agama dapat
membuat orang menjadi baik?

Sunday, August 7, 2005

mencari kebenaran

Manusia tidak dapat menjadi penegak kebenaran, melainkan hanyalah sekedar pencari
kebenaran.

Kebenaran itu (kalau sudah "ditemukan"), mestinya sedemikian
besarnya sehingga bukannya manusia yang menegakkan kebenaran, melainkan
justru kebenaran itu yang akan menegakkan manusia!

Saya setuju dengan perkataan Gus Dur, bahwa Tuhan tidak perlu dibela.

Mosok manusia yang begitu lemah mau membela Tuhan yang begitu besar dan
kuat? Seharusnya justru Tuhan yang membela manusia.

Agama diciptakan untuk menegakkan dan membela manusia yang begitu lemah
dan bodoh. Sungguh lucu kalau lantas manusia berjuang membela agama.

Barangkali suatu saat nanti saya akan menyadari bahwa sebenarnya bukan
saya yang mencari kebenaran, melainkan kebenaran-lah yang mencari saya!

Manusia yang bodoh, buta, dan tuli barangkali nggak akan pernah
mempunyai kemampuan untuk menemukan kebenaran. Tetapi kebenaran jelas
mempunyai kemampuan untuk menemukan manusia yang mencarinya.

Barangkali. Siapa Tahu?

Kalau ndak maha hadir malah lebih gampang dicari, .....
Misalnya kelereng kecil-kecil, gampang kelihatan, mudah dicari.
Kalau alam semesta yang sedemikian besar, sulit membayangkannya.

"Mencari" itu bukan berarti yang dicari tidak ada. Tapi tidak
"dirasakan". Seperti seorang anak yang diabaikan oleh ayahnya yang sibuk
berbisnis. Tiap hari sang ayah bisa dijumpai, tapi sang anak tidak
merasakan kehadirannya. Si anak "mencari" kasih sayang sang Ayah.

Makanya, jangan baca henbuk. Ditutup saja, diam dalam keheningan.

Barangkali, "mencari" itu artinya menjinakkan jiwa yang hiruk pikuk
supaya menjadi hening .....

salah pilih

Kalau "salah pilih" di muka bumi ini, barangkali masih bisa diperbaiki.
Tapi kalo sudah di akhirat, sudah terlambat, ya?

Repotnya, kita baru akan benar-benar tahu apakah kita ini salah pilih
atau tidak, setelah nanti tiba di akhirat. Selama masih di muka bumi, selalu akan
ada resiko salah pilih!

satu-satunya jalan

Biasanya suatu agama meng-klaim dirinya sebagai satu-satunya jalan
menuju keselamatan. Keyakinan umat ybs. nampaknya nDak bisa
ditawar-tawar.

Cuma, banyak sekali penduduk dunia yang hanya berkesempatan mengenal
agama ybs. di permukaan saja, jadi nDak bisa diyakinkan bahwa agama
tsb. memang "satu-satunya".

Yang lebih repot, lebih banyak lagi umat manusia yang nDak pernah ada
kesempatan sama sekali untuk berkenalan dengan agama ybs. Paling banter
cuman "pernah dengar" saja.

Mengapa saya setia pada gereja katolik?

Seseorang bertanya pada saya:
"Mengapa anda tetap setia pada gereja katolik, padahal begitu ada begitu banyak kekurangan di dalamnya?"

Saya jawab:
"Saya setia pada gereja katolik JUSTRU karena ada begitu banyak kekurangan di dalamnya!"

Saya pernah berdiskusi dengan seorang teman saya. Dia kelahiran kanada,
meninggalkan gereja katolik dan pindah menjadi protestan. Dengan
panjang lebar dia berusaha menjelaskan alasan-alasannya mengapa dia
meninggalkan gereja katolik. Saya bilang sama dia bahwa saya bisa
memahami alasan-alasannya, dan sebenarnya saya pun melihat banyak
kelemahan di dalam gereja katolik. Namun, saya tetap setia, meskipun
kesetiaan saya terhadap gereja katolik tidak menghalangi saya untuk
mengkritik segala kekurangannya. Di lain pihak, saya mendukung
keputusannya untuk menjadi protestan, dan menempuh panggilan
spiritualnya.

Pertama-tama, saya setia pada prinsip-prinsip dasar ajaran katolik.
Sedangkan kelemahan dan kekurangan yang ada bukanlah pada
prinsip-prinsipnya, tetapi pada orang-orangnya, dan pada tafsiran
mereka terhadap prinsip-prinsip tersebut.

Kedua, gereja katolik adalah salah satu (atau satu-satunya?) institusi
keagamaan yang bersedia mengakui kesalahan-kesalahan yang dibuatnya,
dan mengakui bahwa kita harus terus menerus bertobat.

Ketiga, saya tidak tertarik pada agama yang sempurna. Hanya Tuhan saja
yang sempurna!

Usul

Bagaimana kalau aturan-aturan kehidupan di dalam kitab suci, yang bisa ditemukan sendiri oleh
manusia, dihapus saja? Sehingga kitab suci menjadi lebih tipis, lebih
mudah dibaca, dan lebih konsentrasi ke hal-hal yang memang tidak dapat
ditemukan sendiri oleh manusia.

Adam dan Hawa?

Jika seluruh umat manusia berasal dari Adam dan Hawa, berarti anak-anak
Adam dan Hawa menikah satu sama lain, bukan? Begitu pula cucu-cucu Adam
dan Hawa, mereka menikah satu sama lain. (Diandaikan tidak ada manusia
lain, selain mereka).

Lalu sejak kapankah timbul aturan bahwa menikahi saudara kandung
sendiri itu dilarang?

Rasa Kebangsaan?

Mengapa rasa kebangsaan harus dijunjung tinggi?
Bukankah seluruh umat manusia adalah satu saudara, anak cucu Adam-Hawa?

Friday, August 5, 2005

Kebijaksanaan Hidup

1. Jangan berjalan di belakangku, sebab aku bukan pemimpin. Jangan berjalan di depanku, sebab aku bukan pengikut.
2. Janganlah menjadi orang yang tidak tergantikan. Jika tak seorang pun dapat menggantikan anda, maka anda tak akan pernah naik pangkat.
3. Ingatlah bahwa anda unik, seperti juga semua orang yang lain.
4. Jika anda selalu berkata benar, maka anda tidak perlu mengingat-ngingat apa yang anda katakan. Jika anda selalu berkata bohong, anda harus selalu mengingat apa yang pernah anda katakan.
5. Kemampuan yang baik untuk menilai lahir dari pengalaman yang luas, terutama pengalaman buruk. Sebagian besar pengalaman yang buruk lahir dari penilaian yang keliru.
6. Anda tak akan belajar banyak, jika anda sibuk berbicara.
7. Apapun juga persoalannya, akan selalu ada orang yang berhasil membuatnya menjadi terlalu serius.
8. Semua orang tampak normal, sampai anda mengenalnya lebih dekat.