Tuesday, June 28, 2005

Keterbatasan dan Kemampuan Manusia

Saya ndak pernah punya pikiran "mengetahui yang Tuhan ketahui dan
menjadi sama seperti Tuhan". Lha, wong, Tuhan itu suatu misteri bagi
saya, kok! Bagaimana saya bisa menjadi sama dengan Tuhan?

Jangankan mengetahui yang Tuhan ketahui, wong mengetahui yang diketahui
tetangga sebelah saja saya ndak mampu, kok. Apalagi Tuhan!


Kalau manusia menyadari dirinya sendiri sebagaimana adanya, dengan
segala keterbatasannya, saya rasa ndak perlu lagi kita terlalu banyak
menyebut-nyebut "iblis". Saya curiga bahwa orang cenderung mengedepankan
"iblis" hanya untuk sekedar lari dari tanggung jawabnya sebagai manusia
yang mampu mengambil keputusan sendiri. Kalau salah mengambil keputusan,
dengan gampangnya lantas bilang:"Itu bukan salah saya, itu salah iblis!".


Manusia TIDAK MAMPU mengetahui semua yang Tuhan ketahui, jadi bagaimana
saya punya keinginan semacam itu? Marilah kita realistis saja. Sebesar
apapun keinginan saya untuk menjadi "hebat", akhirnya akan selalu
tersandung dan terjerembab di bumi realita.

Teknologi

Ada segelintir orang yang percaya bahwa setiap loncatan baru
dalam perkembangan peradaban manusia akan terjadi kalau jumlah manusia
mencapai suatu "critical mass" tertentu. Tapi saya ndak percaya pada
teori semacam itu. Saya lebih percaya pada konsep yang mengatakan bahwa
"Sejarah dikerjakan oleh rakyat banyak, tetapi diinspirasikan oleh
segelintir orang-orang pilihan". Ambil contoh konkrit: world wide web
(WWW). Teknologi ini diciptakan oleh satu orang (Tim Berners-Lee),
tetapi dampaknya mempengaruhi ratusan juta orang di seluruh dunia.

Kita perlu bersikap realistis terhadap teknologi apapun. Saya kira kita
mengerti bahwa Teknologi tidak akan menyelesaikan SEMUA persoalan
manusia. Dan memang bukan itu tujuannya. Teknologi hanyalah sekedar
alat, manusialah yang menentukan arahnya.

Saturday, June 18, 2005

Sekolah

Orang kadang-kadang lupa bahwa siswa S3 (SD,SMP,SMU) itu bukan tempat untuk dijejali informasi yang seabrek-abrek. Apakah sekolah itu artinya tempat untuk mengisi otak dengan informasi SEBANYAK-BANYAKNYA? Saya ingat waktu masih ngajar fisika SMU dulu. Kalau saya mengikuti kurikulum yang sudah digariskan, maka para siswa memang bisa menyelesaikannya (dan lulus EBTANAS/UMPTN). Tetapi sebenarnya pemahaman terhadap materinya sangat dangkal. Dan saya bisa menjamin bahwa beberapa minggu setelah lulus SMU sebagian besar akan dilupakan! Namun kalau saya berusaha menekankan pada pemahaman yang baik, maka kurikulum tidak akan terselesaikan. Akibatnya, para siswa nggak akan mampu mengerjakan soal-soal EBTANAS atau UMPTN.

Hampir sebagian besar rekan-rekan guru setuju bahwa kurikulum di indonesia harus disederhanakan.

1. Jumlah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah harus dikurangi.
2. Begitu pula jumlah materi untuk setiap mata pelajaran harus dikurangi.

Contoh daftar pelajaran SMU (usulan saya)

1. Matematika
2. Memilih salah satu pelajaran IPA (Fisika, atau Kimia, atau Biologi)
3. Memilih salah satu pelajaran IPS (Ekonomi, atau Ilmu Sosial, atau Antropologi/Geografi)
4. Sejarah Indonesia
5. Bahasa Indonesia
6. Bahasa Inggris
7. Olah Raga
8. Agama/ Budi Pekerti
9. Memilih salah satu pilihan: Kesenian, Bahasa Asing, Komputer.

Hanya dengan demikianlah kita bisa meningkatkan KUALITAS, yaitu dengan mengurangi KUANTITAS.

Ini adalah langkah praktis pertama yang bisa kita lakukan. Mengenai kualitas pengajaran, mutu guru (dan yang tidak kalah pentingnya: gaji guru), metode belajar-mengajar, dan sebagainya, itu adalah target jangka menengah dan panjang yang memang harus kita kejar. Namun, semua itu tidak akan ada gunanya jika materi yang diajarkan TERLALU banyak!

Friday, June 17, 2005

Tahu

Tidak semua tahu ada isinya, malah ada tahu yang benar-benar kosong,
namanya tahu pong. Tahu pong itu sebenarnya hanya kulit tahu belaka. Tapi
ternyata tahu yang nggak ada isinya orang suka juga ... Yang penting
menghibur. Ada isinya atau tidak, itu soal kedua.

Tulisan-tulisan di internet ini kan seperti tahu. Ada yang padat berisi, seperti
tahu isi. Ada yang berisi dan isinya langsung keluar begitu digigit. Ada
juga yang nggak pake isi, malah kosong melompong seperti tahu pong.
Ada yang disajikan utuh, ada yang harus digunting-gunting dulu. Ada
yang cuma digoreng, ada yang ditemani berbagai macam bahan lain,
seperti petis, kecambah, dll. Yang jelas semuanya enak dimakan
panas-panas, apalagi pakai cabe rawit: sedikit kritik disana-sini, sedikit
"caci maki", sedikit marah-marah omongan pedas.

Tapi kalau cabe rawitnya kebanyakan memang bikin sakit perut.

Jadi ingat lelucon orang yang naik kereta api, duitnya tinggal Rp100,- Dia
lantas beli tahu goreng sama cabe rawit. Cabe rawit dia kunyah satu biji
terlebih dahulu, eh tiba-tiba ada orang lewat, tahunya kesenggol dan
jatuh!

Kalau makan tahu goreng pakai cabe rawit, memang asyik. Tapi kalau makan
cabe rawit doang, itu lain ceritanya .....


Monday, June 13, 2005

Buku Khoo Ping Hoo sebagai Kitab Suci

Saya tertarik membaca posting rekan-rekan yang "mengutak-atik" kitab suci orang lain. Pendapatnya macam-macam, misalnya:

1. kitab suci orang lain tidak masuk akal, tidak logis, nggak nalar,
bahkan keliru dan menyesatkan.
2. kitab suci orang lain bukan firman Tuhan, tetapi hanya rekaan manusia
saja.
3. kitab suci orang lain tadinya firman Tuhan, tetapi dirubah dan
diselewengkan oleh manusia.
4. dll
5. dll

Dari macam-macam pendapat itu, saya menduga bahwa no.2 dan no.3 di atas sangatlah menentukan. Kalau suatu kitab suci terbukti adalah otentikfirman Tuhan, maka argumen-argumen lain dengan sendirinya bisa diatasi.

Yang menarik perhatian saya bukanlah pembuktian apakah suatu kitab suci itu benar otentik firman Tuhan atau bukan. Yang menarik perhatian saya adalah pertanyaan: Mengapa orang meluangkan waktunya yang berharga untuk menunjukkan bahwa kitab suci orang lain itu "bukan" otentik firman Tuhan?Apa motivasinya?

Saya sendiri, sih, terus terang, nggak punya keinginan untuk membuktikan apakah kitab suci orang lain itu otentik firman Tuhan atau kagak. Kalau anda percaya bahwa buku Kho Ping Hoo adalah kitab suci otentik firman Tuhan (umpamanya), ya silahkan! Saya nggak akan berdebat ataumengutak-atik kitab suci anda itu.

Lagi pula siapa tahu? Kalau Tuhan berbicara secara pribadi kepada anda dengan perantaraan buku
Kho Ping Hoo, maka buku tersebut akan menjadi firman Tuhan BAGI ANDA, bukan?

Salam santai-santai saja.

Friday, June 3, 2005

Kekuatan Pikiran

Apa yang dilakukan oleh pikiran?

Mungkin dipenuhi oleh suatu pikiran tertentu, mungkin kosong tidak memikirkan apa-apa, mungkin juga dipenuhi dengan macam-macam pikiran yang muncul silih berganti dengan atau tanpa suatu rancangan tertentu.

Dengan logika sederhana saja, kita bisa berkata bahwa pikiran akan menjadi lebih efektif jika diarahkan pada suatu topik tertentu, daripada dibiarkan meloncat-loncat dari satu topik ke topik lainnya.

Jadi, langkah pertama menuju peningkatan kekuatan pikiran sebenarnya cukup sederhana, yaitu jangan biarkan pikiran meloncat-loncat dari satu pokok pikiran ke pokok pikiran lainnya tanpa suatu rancangan yang teratur dan jelas.


Wednesday, June 1, 2005

Konservatif vs Liberal

Ada orang yang konservatif, ada yang liberal.

Ini hal biasa, tidak aneh. Orang bebas menentukan sikap, bukan?

Ada yang bilang bahwa kedua-duanya dibutuhkan. Sikap konservatif dibutuhkan untuk menjaga keteraturan, mencegah anarki dan kekacauan. Sikap liberal dibutuhkan untuk membangun kreatifitas dan progresivitas.

Sikap apapun yang saya pilih, mestinya tidak menghalangi saya untuk mengeksplorasi ide-ide baru yang segar dan kreatif. Tentu saja saya punya prinsip dan keyakinan yang saya pegang. Tetapi itu tidak menghalangi saya untuk mengeksplorasi wilayah-wilayah baru yang belum pernah dijelajahi sebelumnya. Bukankah saya bisa mengkaji ide-ide yang berbeda bahkan bertentangan dengan prinsip dan keyakinan saya, tanpa harus mengubah prinsip dan keyakinan saya itu?