Thursday, February 24, 2005

Kritik

Saya nggak pernah merasa terganggu kalau ada orang yang mengkritik suatu negara tertentu secara habis-habisan. Jangankan amrik, indonesia-pun boleh dikritik habis-habisan.

Saya nggak tahu apa yang ada di pikiran para pengambil keputusan. Tetapi kritikan pedas yang disusun dengan argumen yang bagus, berdasarkan informasi yang exhaustive, objective, dan extensive, selalu pantas dihargai oleh siapapun. Beberapa kali saya melihat (di TV) pengamat politik asli amerika yang mengajukan kritik (terhadap kebijakan luar negri amrik) yang lebih tajam dan kuat daripada yang diajukan oleh parademonstran anti amrik di depan bundaran HI.

Ini bukan hal yang aneh. Kritikan dari dalam seringkali memang lebih powerful karena diajukan oleh seseorang yang sungguh memahami persoalannya.

Dalam konteks yang lain, saya tertarik membaca kritik-kritik yang diajukan pada ajaran suatu agama. Saya melihat bahwa kritikan-kritikan yang diajukan oleh pemikir/ agamawan terhadap agamanya sendiri terasa lebih "mengguncangkan" iman dan terasa sangat menggigit dan mengagetkan dibandingkan kritikan yang datang dari penganut agama lain.. Ini bukan hal yang aneh. Kritikan yang diajukan oleh seseorang yang sungguh-sungguh memahami persoalannya tentu akan jauh lebih powerful.

Saya teringat di jaman orde baru dulu, ketika banyak pemimpin dan tokoh yang mengkritik habis-habisan ajaran marx/ komunisme tanpa pernah membaca isi ajaran marxisme/ komunisme barang selembar pun!

Mencari Pencerahan?

Katanya Sang Buddha memperoleh pencerahan, justru setelah dia berhenti mencari pencerahan.

Ada saatnya ketika orang yang mencari tiba pada saat di mana dia berhenti mencari, dan membiarkan kebenaran datang menghampiri.

Apakah ini artinya kita sebenarnya nggak usah mencari?

Orang yang menempuh perjalanan panjang akan tiba pada suatu saat di mana dia harus berhenti.

Tetapi bagaimana orang yang belum memulai perjalanan bisa berhenti?

Kalau anda tidak berjalan, bagaimana anda bisa berhenti berjalan?

Jika anda duduk diam berteduh di bawah pohon kebenaran, maka kebenaran akan datang menghampiri.

Tetapi pohon kebenaran itu berada di puncak gunung Himalaya! Anda harus berjuang mendaki dengan susah payah untuk sampai ke puncak gunung,sebelum anda duduk beristirahat di bawah pohon Bodhi.


Wednesday, February 23, 2005

Hosea

Di dalam kitab Hosea itu, digambarkan Tuhan yang memberi perintah pada Hosea untuk mengawini seorang pelacur, yang bernama Gomer

Sampai di sini saya sebenarnya belum melihat ada masalah. Mengawini seorang pelacur, secara sah, bukanlah dosa, malah bisa dikategorikan perbuatan mulia, sebab ini bisa mengangkat si pelacur dari pekerjaannya.

Namun memang digambarkan bahwa Gomer itu "bandel" dan membuat Hosea sedih, bahkan "patah hati". Namun Hosea tetap setia, dan taat pada perintah Tuhan untuk tetap menjadi suami Gomer.

Apa sebenarnya inti makna dari seluruh kitab Hosea?

Di dalam kitab suci, seringkali umat Tuhan disebut sebagai "Pelacur". Tuhan mencintai umatNya, dan mengharapkan umatNya untuk juga mencintai Tuhan Yang Esa. Namun, Tuhan "bertepuk sebelah tangan", umatNya berpaling dan menyembah tuhan-tuhan yang lain. Berpalingnya umat Tuhan itu dilambangkan dengan menyebut mereka sebagai "pelacur".
Tuhan sedih, bahkan "patah hati". Namun Dia tetap setia kepada umatNya, dan tetap mencintai mereka. Perintah Tuhan kepada Hosea untuk mengawini seorang pelacur merupakan pesan Tuhan kepada umatNya bahwa Dia tetap mencintai, dan bahwa Tuhan akan terus berusaha supaya umatNya bertobat dan kembali kepadaNya.

Tuesday, February 1, 2005

Banyak Agama

Ada yang bilang, macam-macam agama menimbulkan konflik. Saya bilang, konflik terjadi karena jumlah agama terlalu sedikit! Seandainya ada ribuan agama, di mana setiap agama pengikutnya hanya sedikit, maka tidak akan ada konflik. Nyatanya konflik biasanya terjadi antara agama-agama besar.