Sunday, September 12, 2004

The Secret of Success

What we believe as the secret of success is not the secret of success at all.It's just ordinary cause-effect relationship. If you have a goal, if you prepare, organize, and if you concentrate all your effort, mind and energy, you will achieve your goal.
What is the real secret of success?
The real secret of success is: you don't have to be successful!


The first step toward the journey to the ultimate meaning of your life: give up your pursuit of success!
Be anything you like, be madmen, drunks, and bastards of every shape and form, but at all costs avoid one thing: success.
The score is not what matters. Life does not have to be regarded as a game in which scores are kept and somebody wins. If you are too intent on winning, you will never enjoy playing. If you are too obsessed with success, you will forget to live. If you have learned only how to be successful, your life life has probably been wasted. If a university concentrates on producing successful people, it is lamentably failing in its obligation to society and to students themselves.
Thomas Merton, Love and Living, Farrar-Strauss-Giroux, New York(1979).

Monday, September 6, 2004

Logika Sederhana

  1. Keruwetan terjadi karena orang mencari rantai sebab-akibat sepanjang mungkin, sehingga ujung rantainya berada ditempat di mana dia menghendakinya.
  2. Anehnya, keruwetan juga muncul karena orang hanya mencari SATU rantai sebab akibat saja.
  3. Orang lebih menyukai analisa yang canggih daripada analisa yang sederhana. Sayangnya, kecanggihan diciptakan dengan cara menciptakan keruwetan.
  4. Banyak orang terjun ke jalan pencarian kebenaran, tetapi tidak ingin melihat kenyataan sebagaimana adanya. Untuk mencegah hal itu, orang memulai perjalanan dengan satu paket kesimpulan yang sudah jadi. Tentu saja akan terjadi perbenturan antara kesimpulan yang sudah jadi dengan kenyataan sebagaimana adanya. Karena itu, perlu diciptakan berbagai keruwetan untuk memenangkan kesimpulan yang sudah jadi tadi. Melalui keruwetan itu, realita menjadi cocok dengan kesimpulan yang sudah disiapkan sebelumnya!
  5. Orang ingin menjadi yang terpenting dan keluar sebagai pemenang. Memang benar ada berbagai kompetisi di dunia ini. Tetapi orang lupa bahwa kompetisi hanyalah alat untuk "menarik keluar" apa yang terbaik yang bisa dikerjakan semua orang, dan bukannya menyaring umat manusia menjadi dua golongan: yang menang dan yang kalah! Keruwetan terjadi karena kompetisi tidak lagi menjadi sarana untuk melalukan yang terbaik, tetapi menjadi saluran ego dan kesombongan belaka.
  6. Banyak orang telah menjadikan agama sebagai salah satu penyumbang keruwetan terbesar. Mengapa? Sebab, orang melihat bahwa harus ada "agama pemenang" dan "agama yang kalah". Dan bukannya memandang agama sebagai sarana untuk "menarik keluar" apa yang terbaik yang dapat disumbangkan oleh seorang manusia kepada SELURUH umat manusia, dan dengan demikian kepada Tuhan.
  7. Oleh alasan yang sama dengan no (6) di atas, orang telah menjadikan politik sebagai salah satu sumber keruwetan terbesar juga.
  8. Yang dapat berubah menjadi lebih baik adalah individu-individu. Dengan demikian setiap orang mestinya mulai dengan mengubah dirinya menjadi lebih baik, hari demi hari. Keruwetan dimulai ketika orang menuntut bahwa perubahan dimulai dari orang lain, atau karena orang menuntut bahwa perubahan dimulai dari unit terbesar, misalnya negara, bangsa, atau masyarakat. Dan keruwetan menjadi lebih meluas, karena orang lebih menuntut lagi bahwa perubahan dimulai dari negara LAIN, bangsa LAIN, atau masyarakat LAIN!
  9. Sebenarnya orang menghendaki sikap obyektif. Keruwetan terjadi karena sangat sulit untuk bersikap obyektif kepada diri sendiri atau golongan sendiri. Lebih mudah untuk obyektif terhadap orang lain, golongan lain, terutama orang atau golongan yang tidak disukai.
  10. Kesempurnaan sejati bukanlah pencapaian yang terjadi sekali untuk selama-lamanya, tetapi berwujud perubahan yang terjadi terus menerus. Keruwetan muncul karena kesempurnaan dipandang sebagai sesuatu sesuatu yang statik, yang hanya terjadi SATU KALI.
  11. Keruwetan muncul ketika orang mengambil kesimpulan berdasarkan asumsi-asumsi, bukan berdasarkan apa yang sungguh-sungguh diketahui.
  12. Keruwetan mucul ketika orang tidak dapat membedakan mana pengetahuan, mana asumsi.
  13. Keruwetan terjadi ketika seseorang menggunakan TERLALU banyak asumsi dalam menyusun argumennya.
  14. Fakta yang benar belum tentu membawa pada kesimpulan yang benar. Keruwetan terjadi jika orang percaya bahwa fakta yang benar dengan sendirinya menghasilkan kesimpulan yang benar.
  15. Keruwetan terjadi ketika dua kesimpulan yang berbeda diperoleh dari fakta-fakta yang sama.
  16. Keruwetan terjadi ketika orang hanya memilih fakta-fakta yang cocok dengan kesimpulan yang sudah ada sebelumnya.
  17. Keruwetan terjadi ketika kesimpulan yang diperoleh dari asumsi-asumsi kemudian dianggap sebagai fakta.
  18. Kesederhanaan dan Keruwetan tidak dapat muncul bersamaan. Jika anda harus memilih, pilihlah kesederhanaan.