Thursday, March 6, 2003

Menyembah Tuhan

Seperti apakah Tuhan yang disembah banyak orang? Banyak orang bukan menyembah Tuhan yang sesungguhnya, tetapi "Tuhan lain" yang mereka ciptakan sendiri. Tidak aneh jika ada dua pihak yang saling berperang, saling membunuh, yakin bahwa Tuhan ada di pihaknya! Tentu saja Tuhan
mencintai orang Amerika, Yahudi, Arab, atau Indonesia, dengan cinta yang sama besarnya. Jika ada orang yang percaya bahwa Tuhan hanya mencintai bangsanya sendiri, dan membenci bangsa yang lain, sehingga memerangi bangsa yang "dibenci Tuhan" itu adalah perang suci, maka kita melihat contoh bagaimana orang menyembah Tuhan ciptaanya sendiri.

Tuhan (yang sejati) tentu saja menghendaki kesejahteraan, dunia-akhirat, bagi seluruh umat manusia. Entah itu bangsa "kafir" atau bangsa yang "menganut agama yang benar". Jika kita menyembah Tuhan yang benar, maka kita akan menyalakan lilin, dan bukannya mengutuk kegelapan, apalagi memeranginya. Jika kita menyembah Tuhan yang benar, maka kita akan berjuang memperbaiki struktur yang menindas, dan bukannya membenci, menyalahkan, atau melempar bom. Jika kita menyembah Tuhan yang benar, kita tidak akan membakar rumah ibadat, melainkan bersama-sama membangun negri. Jika kita menyembah Tuhan yang benar, kita akan memperjuangkan perdamaian, dan bukannya mengobarkan kebencian.

Tidak ada satu pun bangsa di dunia yang dapat mengklaim dirinya sebagai bangsa yang menyembah Tuhan yang benar. Semua bangsa di dunia telah menjadi konyol dan memalukan. Korup, mementingkan diri sendiri. Barat atau Timur sama buruknya. Laskar Jihad sama konyolnya dengan bule-bule yang mereka perangi. Orang Arab, tidak lebih baik, secara moral, dibanding orang Yahudi. Orang-orang Indonesia yang membakar hingga mati hangus seorang maling ayam, tidak bisa menganggap dirinya lebih bermoral daripada orang Amerika! Para anggota DPR yang terhormat, ternyata jauh lebih korup daripada presiden yang mereka jatuhkan ?


Tetapi masih ada orang-orang yang menyembah Tuhan yang benar. Orang-orang ini, mungkin tidak banyak jumlahnya, tersebar di seluruh muka bumi. Merekalah yang menjadi benih benih dunia baru. Mereka tidak menonjol, tidak menjadi selebriti dengan menyebarkan kebencian.. Tidak diwawancara di TV sebagai tokoh yang sangat pandai mengkritik. Mereka tidak pamer kekuatan di bundaran HI, hanya supaya diliput TV swasta. Mereka tidak dikenal, bahkan lebih suka menggunakan nama samaran,
tetapi eksistensi mereka sangat kuat! Melalui merekalah dunia dicegah dari kehancuran. Mereka berjuang dengan diam-diam. Dan yang terpenting: mereka bekerja secara konkrit bagi kesejahteraan manusia, tanpa memperdulikan suku, ras, atau agama.